
PROPOSAL
KEWIRAUSAHAAN
“CHOCO
CHEESE BALL”
Tugas
Mata Kuliah Pengantar Manajemen dan Kewirausahaan
Kelas
G
Oleh
:
Kelompok
11
Anggota:
1.
Selatika
Pidiana (130210204011)
2.
Helvy
Ika Sa’diyah (130210204084)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berwirausaha merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk dijadikan jalan keluar dari
permasalahan sempitnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Banyak cara
yang dilakukan dalam berwirausaha, misalnya mengolah barang mentah menjadi
produk ataupun barang setengah jadi menjadi suatu produk yang mempunyai nilai
jual yang cukup tinggi sehingga dapat dinikmati para konsumen.Agar tidak
tergantung dengan lowongan yang disediakan oleh pemerintah kami sebagai
mahasiswa ingin membuka suatu peluang usaha yang bahan bakunyapun mudah
didapatkan di Indonesia. Indonesia adalah negara agraris sehingga kaya akan
berbagai hasil pertanian seperti beras putih, beras merah, beras ketan, sagu
dan masih banyak lagi. Sebagai warga negara Indonesia tentunya kita harus
memanfaatkan hal tersebut misalnya dengan membuat jajanan atau makanan berbahan
dasar hasil pertanian Indonesia yang nantinya bisa kita jadikan sebagai peluang
usaha. Dengan melimpahnya hasil pertanian beras ketan di Indonesia maka kami
berencana untuk membuat kue tradisional yang bisa diminati berbagai kalangan.
Kami memilih kue tradisional agar generasi muda tidak melupakan makanan-makanan
tradisional meskipun telah marak makanan-makanan modern dan cepat saji yang ada
di Indonesia. Dari segi tampilan kue tradisional memang cenderung kalah dengan
kue-kue modern namun dari segi rasa kue tradisional seakan memiliki kekhasan
tersendiri di lidah orang Indonesia. Dengan memperhatikan keadaan lapang yang
demikianmaka kami berusaha membuat kue tradisional dengan sedikit variasi.
Variasi ini kami berikan agar kue yang kami buat tidak kalah saing dengan
kue-kue modern yang berbahan dasar gandum. Setelah kami
berfikir mengenai kue tradisional apa yang cocok untuk diberikan variasi namun harganya tetap dapat dijangkau oleh berbagai kalangan maka kami memutuskan untuk membuat kue tradisional “Onde-onde” dengan memberikan variasi pada isi “Onde-onde” tersebut. Jika biasanya onde-onde berisi kacang hijau baik yang kulitnya dikupas atau tidak maka disini kami merubah isi dari onde-onde tersebut dengan cokelat dan keju.Alasan kami menggunakan cokelat dan keju yaitu selain mudah didapat cokelat dan keju juga kaya akan gizi serta dapat lebih menarik pelanggan yaitu generasi muda saat ini yang mayoritas lebih menyukai cokelat dan keju dibanding kacang hijau. Dengan membuat variasi isi pada onde-onde maka kami juga merubah nama dari makanan tersebut menjadi “Choco Cheese Ball” agar lebih menarik pembeli dan tidak kalah dengan nama-nama kue modern lainnya. Dengan produk variasi ini kami juga berharap lebih banyak lagi generasi muda yang tertarik dengan makanan tradisional baik kalangan atas maupun kalangan menengah kebawah.
berfikir mengenai kue tradisional apa yang cocok untuk diberikan variasi namun harganya tetap dapat dijangkau oleh berbagai kalangan maka kami memutuskan untuk membuat kue tradisional “Onde-onde” dengan memberikan variasi pada isi “Onde-onde” tersebut. Jika biasanya onde-onde berisi kacang hijau baik yang kulitnya dikupas atau tidak maka disini kami merubah isi dari onde-onde tersebut dengan cokelat dan keju.Alasan kami menggunakan cokelat dan keju yaitu selain mudah didapat cokelat dan keju juga kaya akan gizi serta dapat lebih menarik pelanggan yaitu generasi muda saat ini yang mayoritas lebih menyukai cokelat dan keju dibanding kacang hijau. Dengan membuat variasi isi pada onde-onde maka kami juga merubah nama dari makanan tersebut menjadi “Choco Cheese Ball” agar lebih menarik pembeli dan tidak kalah dengan nama-nama kue modern lainnya. Dengan produk variasi ini kami juga berharap lebih banyak lagi generasi muda yang tertarik dengan makanan tradisional baik kalangan atas maupun kalangan menengah kebawah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Melstarikan kue tradisional khas Indonesia.
1.2.2 Menjadikan “Onde-onde” sebagai peluang
bisnis yang menjajikan.
1.2.2 Membuat variasi kue tradisional yang ada
sebelumnya.
1.2.3 Menjadikan
“Onde-onde” kembali diminati masyarakat khusunya kalangan muda.
1.2.4 Menyediakan
referensi bagi masyarakat dalam pembuatan “Onde-onde”
1.3 Manfaat
Bagi
Mahasiswa
1.3.1
Melatih mahasiswa sebagai mahasiswa yang
kreatif dan mampu menumbuhkan peluang
usaha sendiri.
1.3.2
Melatih mahasiswa agar memiliki sifat
ulet dan rajin dalam mencoba membuka peluang usaha.
Bagi Masyarakat
1.3.3
Menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
1.3.4
Memberikan
variasi jajanan tradisional yang murah dan sehat.
1.3.5
Memberikan
kesempatan bagi penjual kue tradisional untuk mengembangkan usahanya dengan
cara mengadopsi resep kami.
BAB
II
RENCANA
USAHA
2.1 Gambaran Umum Rencana Usaha
Tepung ketan adalah tepung yang terbuat dari beras ketan hitam atau
putih yang diolah dengan cara digiling, ditumbuk atau dihaluskan. Teksturnya
mirip dengan tepung beras namun jika diraba, tepung ketan akan terasa lebih
lengket. Hal ini karena tepung ketan lebih banyak mengandung pati yang
beperekat. Tepung ketan juga banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk beragam
kue. Perlu diingat bahwa tepung ketan tidak boleh dimasak terlalu lama agar kue
tidak pecah dan berubah bentuk. Hal ini karena sifat ketan yang cepat masak. Mengkonsumsi ketan ternyata menawarkan
berbagai manfaat kesehatan yaitu meningkatkan asupan mineral dan vitamin
penting bagi tubuh. Salah satu olahan dari tepung beras ketan ialah kue tradisional
onde-onde yang banyak dijumpai di seluruh wilayah Indonesia khususnya pulau
Jawa. Seiring dengan perkembangan zaman kue ini mulai kurang diminati terutama
bagi kalangan muda, dari sini kami mencoba memvariasikan isi dari onde-onde
yang biasa kita makan. Bahan baku yang kami gunakan tetap tepung ketan, namun
untuk isinya kami ganti dengan cokelat
dan keju yang lebih akrab di lidah anak muda. Onde-onde ini kami beri nama “Choco Cheese Ball” agar lebih menarik
dan modern. Tampilan dari onde-onde juga kami variasikan sedemikian rupa
sehingga terlihat lebih menarik dan tentunya berbeda dengan onde-onde yang
sering kita lihat selama ini. Alasan kami merubah isi onde-onde dengan cokelat
dan keju yaitu untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada makanan
tradisional khas Indonesia dan menyediakan variasi rasa pada pecinta jajanan
nusantara.
Tahap awal yang dilakukan untuk memasarkan kue “Choco Cheese Ball” ini
adalah melalui sosial media seperti BBM, Instagram, WhatsApp, Facebook, Line.
Sosialisasi dan promosi ini juga dialakukan dari individu ke individu agar
lebih banyak lagi mahasiswa dan masyarakat yang mengetahui kue “Choco Cheese
Ball”
2.2 Visi
dan Misi Usaha
Visi
Menjadikan “Choco Cheese Ball” sebagai kue
tradisionalyang lebih menarik dan diminati berbagai kalangan masyarakat di
Indonesia.
Misi
1.
Menciptakan
inovasi kue tradisional yang sesuai dengan perkembangan zaman
2.
Menciptakan
peluang usaha kue tradisional khas Indonesia yang lebih menarik.
2.3
Identifikasi Usaha
Jenis usaha yang kami kembangkan ini adalah makanan
ringan berupa kue tradisional yang telah dimodifikasi sehingga menjadi lebih
menarik. Meskipun ada modifikasi isi dari kue tradisional ini kue tradisional “Choco Cheese Ball” tetap menggunakan tepung ketan
sebagai bahan baku dasarnya.
Sasaran pemasaran
produk kami ialah kalangan masyarakat khususnya kaum muda yakni para pelajar
dan mahasiswa yang merupakan generasi muda agar mereka tetap mengenali kue-kue
tradisional yang merupakan kekayaan bangsa sebagai warisan produk budaya.
Strategi pemasaran
kami disini ialah dengan mensosialisasikan produk secara langsung atau melalui
sosial media seperti BBM, Instagram, Whatsapp, Facebook, dan LINE. Diharapkan
dengan adanya variasi isi pada kue tradisional onde-onde sebagai program
kreatifitas kami lebih dikenal masyarakat Indonesia dan pengembangan usaha kami
sekaligus sebagai kegiatan pelestarian kekayaan kuliner bangsa khususnya daerah
Jawa.
BAB
III
RENCANA
PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
3.1 Tahap-tahap
Produksi
Tahap tahap pembuatan “Choco Cheese Ball”
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
a.
Alat : Baskom,
Timbangan, Serok, Sendok, Spatula, pisau, Wajan, panci, Kompor dan gas
b. Bahan:
Bahan Kulit:
1)
Tepung
ketan 250 gr
2)
Tepung
beras virg0 ½ bungkus
3)
Gula 100
gr
4)
Coklat
bubuk 25 gr
5)
Wijen
100 gr
6)
Baking
powder 1 sdt
7)
Minyak
goreng ¼ liter
Bahan isian
1)
Keju 25
gr
2)
Cokelat
Blok 25 gr
2. Untuk membuat kulitnya, tuangkan tepung ketan,
tepung beras, gula dan baking powder pada baskom
3. Tuangkan air hangat sedikit demi sedikit,
uleni adonan hingga kalis
4. Bagi adonan yang sudah kalis menjadi 2 bagian
5. Campurkan cokelat bubuk pada 1 bagian adonan
dan uleni lagi hingga kalis dan warna cokelat tercampur rata.
6. Jadilah dua adonan untuk kulit choco cheese
ball masing-masing berwarna cokelat, dan putih
7. Ambil sebagian adonan putih, cekungkan dan isi
dengan irisan keju juga ambil adonan cokelat cekungkan dan isi dengan potongan
cokelat blok.
8. Satukan dua adonan tersebut kemudian bulatkan
9. Terbentuklah adonan bulatan dengan dua warna.
10. Gulingkan pada wijen
11. Goreng dengan api kecil hingga mengembang dan
berubah warna agak kekuningan.
12. Setelah dingin, kemas dan tempelkan stiker
agar lebih menarik.
13. Choco Cheese Ball siap dipasarkan.
3.2 Penentuan
Harga
Harga ditentukaan dengan membandingkan dan
menghitung berapa banyak hasil produksi dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
Biaya sekali produksi yaitu Rp.16.750,- dan menghasilkan 18 kemasan. Sehingga
kami memutuskan menjual Choco Cheese Ball ini dengan harga Rp.1.500,-
perkemasan.
3.3 Penentuan
Target dan Segmentasi Pasar
Sasaran yang kami bidik adalah seluruh lapisan
masyarakat baik generasi muda maupun tua dan dari kalangan atas maupun menengah
kebawah karena dengan target tersebut kami ingin lebih mempopulerkan jajanan
tradisional yang telah kami beri variasi rasa modern namun tidak meninggalkan
kesan tampilan tradisional khas jajanan Indonesia.
3.4 Penentuan
Strategi (Metode Pelaksanaan) Pemasaran
Strategi pemasaran kami ialah melalui sosialisasi produk secara langsung
dan tidak langsung :
a.
Secara langsung.
Memasarkan produk kami kepada semua orang yang menjadi sasaran seperti
yang telah disebutkan dan bermitra dengan kedai makanan yang ada di
Laboratorium FKIP UNEJ.
b.
Secara tidak langsung
Untuk pemasaran secara tidak langsung kamu memanfaatkan sosial media
seperti BBM, Facebook, Intagram, LINE dan Whatsapp karena menurut kami
menggunakan sosial media lebih murah dan praktis dibandingkan menggunakan
famplet dan memasang iklan di koran atau majalah.
BAB IV
RENCANA PEMODALAN
4.1 Anggaran
Biaya
Biaya yang harus dikeluarkan dalam satu kali
produksi “Choco Cheese Ball” adalah sebagai berikut:
Tepung Ketan 250 gr
|
3500
|
Tepung beras virgo ½ bungkus
|
250
|
Gula 100 gr
|
1250
|
Wijen 100 gr
|
1500
|
Minyak goreng
|
2500
|
Baking powder ¼ bungkus
|
250
|
Coklat Bubuk 10 gr
|
1500
|
Coklat Blok 25 gr
|
1500
|
Keju 25 gr
|
1500
|
Gas
|
1000
|
Kemasan + stiker
|
2000
|
TOTAL
|
Rp. 16.750,-
|
4.2 Analisis
Keuntungan
Setiap satu kali produksi menghasilkan 72 biji
Choco Cheese Ball dan dikemas pada setiap kemasan berisi 4 biji. Dengan
demikian setiap satu kali produksi menghasilkan 18 kemasan Choco Cheese Ball.
Setiap kemasan dijual dengan harga Rp.1500,-
sehingga analisis keuntungannya adalah sebagai berikut:
L =
TR – TC
=
(1.500 X 18) – (16.750)
=
27.000 – 16.750
=
Rp. 10.250,-
Keterangan: L = Laba
TR
= Penerimaan Total
TC = Pengeluaran / Biaya Total
· Jika
hasil penghitungan L negatif, maka Rugi
· Jika
hasil penghitungan L positif, maka Laba / Untung
Dari
penghitungan diatas, maka laba yang diperoleh pada setiap kali produksi adalah Rp. 10.250 dengan keuntungan setiap
kemasan yang terjual adalah sebagai berikut:
10.250 : 18 Kemasan = Rp. 569,- per kemasan
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar