Perkembangan Intelek
TUGAS MATA KULIAH
Perkembangan Belajar Peserta Didik
KELOMPOK 8
Anggota :
1.
Selatika
Pidiana (130210204011)
2.
Siti
Nur Jamilah (130210204017)
3.
Fidareta
Faruk A. (130210204062)
4.
Moh.
Faris Wahyudi (130210204068)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013/2014
PERKEMBANGAN INTELEK
A. Pengertian dan Klasifikasi Intelegensi
Intelek adalah
kemampuan jiwa atau psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir, untuk
membuat hubungan-hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis,
mensintesiskan, dan mengevaluasi. Intelektual berfungsi dalam pembentukan
konsep yang dilakukan melalui pengindraan pengamatan, tanggapan, ingatan, dan
berpikir.
Konsep yang mendasari pengertian merupakan kemampuan untuk
menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran
yang jelas dan lengkap tentang hal tersebut. Pengertian didasarkan pada konsep
yang terbentuk melalui pengindraan. Konsep bukan kesan pengindraan secara
langsung, melainkan dapat merupakan perpaduan berbagai hal yang disatukan
dengan berbagai unsur, objek, dan situasi, sehingga menyatukannya dalam satu
konsep. Konsep bersifat simbolis sebab bergantung pada situasi yang dihadapi
maupun sifat benda. Konsep kadang
mempunyai sifat afektif yaitu suatu bobot emosional yang menjadi bagian dari konsep tersebut dan membentuk perasaan dan sikap seseorang terhadap orang, benda, atau situasi yang dikembangkan dengan konsep tersebut. Jadi, konsep merupakan hal yang penting karena menentukan apa yang diketahui dan diyakini seseorang dan yang akan dilakukan seseorang.
mempunyai sifat afektif yaitu suatu bobot emosional yang menjadi bagian dari konsep tersebut dan membentuk perasaan dan sikap seseorang terhadap orang, benda, atau situasi yang dikembangkan dengan konsep tersebut. Jadi, konsep merupakan hal yang penting karena menentukan apa yang diketahui dan diyakini seseorang dan yang akan dilakukan seseorang.
Pengertian dapat dicapai dengan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh sebelumnya ke pengalaman dan situasi yang baru, dengan cara melakukan
eksplorasi menggunakan indera terhadap benda yang dapat diamati, manipulasi
motorik jika koordinasi motorik sudah cukup berkembang, bertanya mengenai
hal-hal yang menimbulkan rasa ingin tahu, media masa bergambar seperti komik
dan televisi, serta membaca buku dan cerita. Pengertian memungkinkan peserta
didik untk menyesuaikan diri terhadap perubahan pribadi maupun perubahan
lingkungan.
Fungsi Intelektual berkaitan dengan intelegensi dinyatakan
sebagai kecerdasan. Kecerdasan intelektual atau intelegensi merupakan suatu
kapasitas atau suatu kecakapan potensial yang terdiri atas:
1.
Faktor G (General
factors) yang mendasari hampir semua perbuatan individu
2.
Factor S (special
factors) yang berfungsi dalam perbuatan khusus yang khas, mirip dengan
bakat.
3.
Faktoer C (common
factors) yang merupakan rumpun dari beberapa faktor khusus.
IQ atau intelegent quotient merupakan
hasil bagi usia mental dengan usia kronologis dikalikan dengan seratus. Dengan
berpegang pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dalam populasi dikategorian
dalam tabel berikut ini.
IQ
|
Kategori
|
Persentase
|
140 - .....
130 - 139
120 - 129
110 - 199
90 - 109
80 - 89
70 - 79
50 - 69
25 - 49
.... - 24
|
Genius
Sangat cerdas
Cerdas
Di atas normal
Normal
Di bawah normal
Bodoh
Debil
Imbecil
Idiot
|
0.25
%
0,75
%
6
%
13
%
60
%
13
%
6
%
0,75
%
0,20
%
0,05
%
|
B. Struktur Pengetahuan dan Tahap Perkembangan
Kognitif
Istilah
“kognitif” mulai dikemukakan pada awa tahun 60-an ketika teori Piaget ditulis
dan dibicarakan. Pengertian kognitif meliputi aspek struktur intelek yang
dipergunakan untuk mengetahui sesuatu dan di dalamnya terdapat aspek: presepsi,
ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan persoalan. Perkembangan
kognitif merupakan proses dan hasil interaksi dinamis individu dengan
lingkungannya.
Pembentukan
struktur pengetahuan dikembangkan berdasarkan konsep dasar teori kognitif
Piaget yang ditemukan berkenaan dengan adanya urutan yang sama dalam
perkembangan kognitid anak, tetapi ada perbedaan dalam waktu seseorang mencapai
tahap perkembangan kognitif tertentu. Selain itu, ketika orang atau anak
belajar berinteraksi dengan lingkungannya ia melihat adanya sistem yang
mengatur dari dalam diri anak yang cenderung menetap. Sistem itu kemudian
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Sistem yang mengatur dari dalam
mempunyai dua faktor:
1.
Skema yang
diperlihatkan dengan adanya pola teratur yang melatar belakangi tingkah laku
seseorang.
2.
Adaptasi atau
penyesuaian terhadap lingkungan yang dilakukan melalui proses asimilasi, yang
berarti integrasi antara elemen-elemen dari luar terhadap struktur yang ada
pada diri individu, dan proses akomodasi yang berarti perubahan pada individu
agar dapat menyesuaikan diri terhadap objek yang ada di luar dirinya.
Kedua proses
asimilasi dan akomodasi terjadi besamaan dan saling melengkapi dalam
pembentukan struktur pengetahuan seseorang. Dengan adanya adaptasi melalui
asimilasi maupun akomodasi, maka individu mencapai keseimbangan. Berdasarkan
onsep dasar ini, yang terjadi pada semua penahapan perkembangan kognitif
ditemukan adanya hukum atau pola yang berlaku dalam tahapan perkembangan
kognitif. Tahap perkembangan kognitif dibagi menjadi 4 bagian:
1.
Tahap 1: Sensorimotor
(0-2 tahun). Pada tahap ini anak menggunakan pengnderaan dan aktivitas motorik
untuk mengenal lingkungannya. Pada masa sensorimotor, berkembang pengertian
bahwa dirinya terpisah dan berbeda dengan lingkungannya. Anak berusaha
mengkoordinasikan tindakannya dan berusaha memperoleh pengalaman melalui
eksplorasi dengan indra dan gerak motorik.
2.
Tahap 2: Pra-Operasional
(2-7 tahun). Padafasse ini anak belajar mengenal lingkungan dengan menggunaan
simbol bahasa, peniruan, dan permainan. Pada masa ini anak sudah mulai
menggunakan bahasa dan pemikiran simbolik. Mereka mulai mengerti adanya
hubungan sebab-akibat meskipun hubungan logikanya belum tepat dan perbuatan
rasionalnya belum didukung oleh pemikiran tetapi oleh perasaan.
3.
Tahap 3: Konkret
Operasional (7-11 tahun). Pada masa ini anak sudah bisa melakukan berbagai
macam tugas mengkonservasi angka melalui 3 macam operasi, yaitu:
a. Negasi
sebagai kemampuan ana dalam mengerti proses yang akan terjadi di antara
kegiatan dan memahami hubungan antara kesuanya.
b. Resiprokasi
sebagai kemampuan untuk melihat hungungan timbal balik.
c. Identitas
dalam mengenali benda-benda yang ada.
Pada tahap ini
anak sudah bisa berpikir konkret memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya.
4.
Tahap 4: Formal
Operasional (11 tahun-dewasa). Pada fase ini anak sudah dapat berpikir
abstrak, hipotesis, dan sistematis mengenai sesuatu yang abstrak dan memikirkan
hal-hal yang akan dan mungkin terjadi. Pada tahap ini anak sudah mampu meninjau
masalah dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan alternatif/kemungkinan
dalam memecahkan masalah.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Intelek
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan intelek
anak. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Kondisi organ
pengindraan sebagai saluran yang dilalui kesan indera dalam perjalanannya ke
otak (kesadaran). Misalnya konsep benda yang ditangkap atau dipersepsi anak
yang buta warna akan berbeda dengan yang punya penglihatan normal.
2.
Intelegensi atau
tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti atau memahami
sesuatu.
3.
Kesempatan belajar
yang diperoleh anak.
4.
Tipe pengalaman yang
didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman secaraa
tidak langsung dari orang lain atau informasi dalam, buku, film, dsb.
5.
Jenis kelamin, karena
pementukan konsep anak laki-laki atau perempuan sejak kecil telah dilatih
dengan cara yang dianggap sesuai dengan jenis kelaminnya.
6.
Kepribadian anak dalam
memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan
orang dan lingkungan berdasarkan pada penyesuaian diri dan cara pandang anak
terhadap dirinya sendiri (konsep diri)
Beberapa konsep umum pada anak adalah
konsep mengenai kehidupan dan kematian, konsep kausalitas atau hubungan
sebab-akibat, konsep ruang, konsep bilangan, konsep waktu, konsep nilai uang,
konsep keindahan dan kecantikan, konseep lucu gembira dan senang, konsep moral,
konsep diri, serta konsepmsosial, termasuk konsep teman dan kelas sosial.
Dalam perkembangan intelek,dapat juga
terjadi kendala dan bahaya seperti berikut ini :
1.
Kelambanan
perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan bermain dan belajar di
sekolah serta penyesuaian diri dan sosial
anak.
2.
Konsep yang keliru dan
salah yang disebabkan oleh informasi yang salah, pengalaman terbatas, mudah
percaya,penalaran keliru, dan imajinasi yang sangat berperan, pemikiran tidak
realistis,serta salah menafsirkan arti.
3.
Kesulitan dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak
realistik.
0 komentar:
Posting Komentar