Pages

Labels

Senin, 06 Juni 2016

Perkembangan intelek







Perkembangan Intelek


TUGAS MATA KULIAH
Perkembangan Belajar Peserta Didik




KELOMPOK 8
Anggota :

1.        Selatika Pidiana                    (130210204011)
2.        Siti Nur Jamilah                   (130210204017)
3.        Fidareta Faruk A.                (130210204062)
4.        Moh. Faris Wahyudi            (130210204068)




JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013/2014

PERKEMBANGAN INTELEK

A.      Pengertian dan Klasifikasi Intelegensi
Intelek adalah kemampuan jiwa atau psikis yang relatif menetap dalam proses berpikir, untuk membuat hubungan-hubungan tanggapan, serta kemampuan memahami, menganalisis, mensintesiskan, dan mengevaluasi. Intelektual berfungsi dalam pembentukan konsep yang dilakukan melalui pengindraan pengamatan, tanggapan, ingatan, dan berpikir.
Konsep yang mendasari pengertian merupakan kemampuan untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas dan lengkap tentang hal tersebut. Pengertian didasarkan pada konsep yang terbentuk melalui pengindraan. Konsep bukan kesan pengindraan secara langsung, melainkan dapat merupakan perpaduan berbagai hal yang disatukan dengan berbagai unsur, objek, dan situasi, sehingga menyatukannya dalam satu konsep. Konsep bersifat simbolis sebab bergantung pada situasi yang dihadapi maupun sifat benda. Konsep kadang
mempunyai sifat afektif yaitu suatu bobot emosional yang menjadi bagian dari konsep tersebut dan membentuk perasaan dan sikap seseorang terhadap orang, benda, atau situasi yang dikembangkan dengan konsep tersebut. Jadi, konsep merupakan hal yang penting karena menentukan apa yang diketahui dan diyakini seseorang dan yang akan dilakukan seseorang.
Pengertian dapat dicapai dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke pengalaman dan situasi yang baru, dengan cara melakukan eksplorasi menggunakan indera terhadap benda yang dapat diamati, manipulasi motorik jika koordinasi motorik sudah cukup berkembang, bertanya mengenai hal-hal yang menimbulkan rasa ingin tahu, media masa bergambar seperti komik dan televisi, serta membaca buku dan cerita. Pengertian memungkinkan peserta didik untk menyesuaikan diri terhadap perubahan pribadi maupun perubahan lingkungan.
Fungsi Intelektual berkaitan dengan intelegensi dinyatakan sebagai kecerdasan. Kecerdasan intelektual atau intelegensi merupakan suatu kapasitas atau suatu kecakapan potensial yang terdiri atas:
1.    Faktor G (General factors) yang mendasari hampir semua perbuatan individu
2.    Factor S (special factors) yang berfungsi dalam perbuatan khusus yang khas, mirip dengan bakat.
3.    Faktoer C (common factors) yang merupakan rumpun dari beberapa faktor khusus.
IQ atau intelegent quotient merupakan hasil bagi usia mental dengan usia kronologis dikalikan dengan seratus. Dengan berpegang pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dalam populasi dikategorian dalam tabel berikut ini.
IQ
Kategori
Persentase
140 - .....
130 - 139
120 - 129
110 - 199
  90 - 109
  80 - 89
  70 - 79
  50 - 69
  25 - 49
  .... - 24
Genius
Sangat cerdas
Cerdas
Di atas normal
Normal
Di bawah normal
Bodoh
Debil
Imbecil
Idiot
0.25 %
0,75 %
6 %
13 %
60 %
13 %
6 %
0,75 %
0,20 %
0,05 %

B.       Struktur Pengetahuan dan Tahap Perkembangan Kognitif
Istilah “kognitif” mulai dikemukakan pada awa tahun 60-an ketika teori Piaget ditulis dan dibicarakan. Pengertian kognitif meliputi aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu dan di dalamnya terdapat aspek: presepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan persoalan. Perkembangan kognitif merupakan proses dan hasil interaksi dinamis individu dengan lingkungannya.
Pembentukan struktur pengetahuan dikembangkan berdasarkan konsep dasar teori kognitif Piaget yang ditemukan berkenaan dengan adanya urutan yang sama dalam perkembangan kognitid anak, tetapi ada perbedaan dalam waktu seseorang mencapai tahap perkembangan kognitif tertentu. Selain itu, ketika orang atau anak belajar berinteraksi dengan lingkungannya ia melihat adanya sistem yang mengatur dari dalam diri anak yang cenderung menetap. Sistem itu kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor:
1.        Skema yang diperlihatkan dengan adanya pola teratur yang melatar belakangi tingkah laku seseorang.
2.        Adaptasi atau penyesuaian terhadap lingkungan yang dilakukan melalui proses asimilasi, yang berarti integrasi antara elemen-elemen dari luar terhadap struktur yang ada pada diri individu, dan proses akomodasi yang berarti perubahan pada individu agar dapat menyesuaikan diri terhadap objek yang ada di luar dirinya.
Kedua proses asimilasi dan akomodasi terjadi besamaan dan saling melengkapi dalam pembentukan struktur pengetahuan seseorang. Dengan adanya adaptasi melalui asimilasi maupun akomodasi, maka individu mencapai keseimbangan. Berdasarkan onsep dasar ini, yang terjadi pada semua penahapan perkembangan kognitif ditemukan adanya hukum atau pola yang berlaku dalam tahapan perkembangan kognitif. Tahap perkembangan kognitif dibagi menjadi 4 bagian:
1.        Tahap 1: Sensorimotor (0-2 tahun). Pada tahap ini anak menggunakan pengnderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Pada masa sensorimotor, berkembang pengertian bahwa dirinya terpisah dan berbeda dengan lingkungannya. Anak berusaha mengkoordinasikan tindakannya dan berusaha memperoleh pengalaman melalui eksplorasi dengan indra dan gerak motorik.
2.        Tahap 2: Pra-Operasional (2-7 tahun). Padafasse ini anak belajar mengenal lingkungan dengan menggunaan simbol bahasa, peniruan, dan permainan. Pada masa ini anak sudah mulai menggunakan bahasa dan pemikiran simbolik. Mereka mulai mengerti adanya hubungan sebab-akibat meskipun hubungan logikanya belum tepat dan perbuatan rasionalnya belum didukung oleh pemikiran tetapi oleh perasaan.
3.        Tahap 3: Konkret Operasional (7-11 tahun). Pada masa ini anak sudah bisa melakukan berbagai macam tugas mengkonservasi angka melalui 3 macam operasi, yaitu:
a.    Negasi sebagai kemampuan ana dalam mengerti proses yang akan terjadi di antara kegiatan dan memahami hubungan antara kesuanya.
b.    Resiprokasi sebagai kemampuan untuk melihat hungungan timbal balik.
c.    Identitas dalam mengenali benda-benda yang ada.
Pada tahap ini anak sudah bisa berpikir konkret memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya.
4.        Tahap 4: Formal Operasional (11 tahun-dewasa). Pada fase ini anak sudah dapat berpikir abstrak, hipotesis, dan sistematis mengenai sesuatu yang abstrak dan memikirkan hal-hal yang akan dan mungkin terjadi. Pada tahap ini anak sudah mampu meninjau masalah dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan alternatif/kemungkinan dalam memecahkan masalah.

C.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan intelek anak. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.        Kondisi organ pengindraan sebagai saluran yang dilalui kesan indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran). Misalnya konsep benda yang ditangkap atau dipersepsi anak yang buta warna akan berbeda dengan yang punya penglihatan normal.
2.        Intelegensi atau tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti atau memahami sesuatu.
3.        Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
4.        Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman secaraa tidak langsung dari orang lain atau informasi dalam, buku, film, dsb.
5.        Jenis kelamin, karena pementukan konsep anak laki-laki atau perempuan sejak kecil telah dilatih dengan cara yang dianggap sesuai dengan jenis kelaminnya.
6.        Kepribadian anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang dan lingkungan berdasarkan pada penyesuaian diri dan cara pandang anak terhadap dirinya sendiri (konsep diri)
Beberapa konsep umum pada anak adalah konsep mengenai kehidupan dan kematian, konsep kausalitas atau hubungan sebab-akibat, konsep ruang, konsep bilangan, konsep waktu, konsep nilai uang, konsep keindahan dan kecantikan, konseep lucu gembira dan senang, konsep moral, konsep diri, serta konsepmsosial, termasuk konsep teman dan kelas sosial.
Dalam perkembangan intelek,dapat juga terjadi kendala dan bahaya seperti berikut ini :
1.        Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial  anak.
2.        Konsep yang keliru dan salah yang disebabkan oleh informasi yang salah, pengalaman terbatas, mudah percaya,penalaran keliru, dan imajinasi yang sangat berperan, pemikiran tidak realistis,serta salah menafsirkan arti.

3.        Kesulitan dalam  membenarkan konsep yang salah dan tidak realistik.

0 komentar:

Posting Komentar